Wednesday, March 20, 2019

Penanganan Komoditas Susu Segar




Image result for gambar susu segar sapi


Susu merupakan cairan berbentuk koloid agak kental yang berwarna putih sampai kuning, tergantung jenis hewan, makanan dan jumlah susu.  Apabila dalam volum yang agak besar, susu tampak sebagai cairan berwarna putih atau kuning padat (opaque), namun dalam suatu lapisan yang tipis volum yang sedikit akan tampak transparan. Pemisahan lemak susu menyebabkan warnanya menjadi agak kebiruan. Susu yang telah dipisahkan lemaknya, atau berkadar lemak rendah, kelihatan berwarna kebiru-biruan. Warna putih susu merupakan refleksi cahaya dari globula lemak, kalsium kaseinat dan koloid fosfat. Warna kekuningan yang sering nampak pada susu disebabkan oleh pigmen karoten yang berasal dari pakan hijauan. Susu rasanya sedikit manis bagi kebanyakan orang, baunya agak harum atau bau khas susu. Jika terkena udara mengalir atau dipanaskan kadang-kadang baunya hilang. Di bawah mikroskop susu terlihat seperti cairan yang mengandung butiran-butiran. Butiran-butiran tersebut terdiri dari lemak. Butiran-butiran lemak dalam susu memiliki garis tengah berbeda-beda mulai dari 0,1-22µ (mikron). Susu merupakan komoditas pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Susu merupakan sumber nutrisi protein, lemak, vitamin, mineral yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Secara umum susu merupakan hasil sekresi kelenjar susu dari hewan menyusui atau manusia untuk makanan anaknya.

Jenis-jenis susu
Meskipun susu pada umumnya dapat dihasilkan oleh semua hewan menyusui, namun yang dikonsumsi manusia di Indonesia khususnya adalah susu sapi dan kambing. Selain susu-susu tersebut, susu dari hewan lain juga kadang-kadang dimanfaatkan untuk dikonsumsi manusia, di antaranya susu kerbau, susu domba, dan susu unta. Saat ini juga marak munculnya susu kuda atau susu kuda liar. Susu jenis ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tujuan pengobatan. Disamping susu yang berasal dari hewan, ada juga susu nabati seperti susu kedelai dan susu kacang hijau. Identifikasi terhadap jenis-jenis susu tersebut seringkali didasarkan pada aroma dari susu. Susu kambing biasanya memberikan aroma prengus (anyir). Sedangkan aroma susu kedelai mengandung sedikit aroma langu dari kedelai atau dikenal sebagai beany flavor.

Karakteristik Umum Susu
Secara umum masyarakat mengenal susu sebagai komoditas pangan berbentuk cair dan berwarna putih kekuningan. Susu juga dapat diartikan sebagai cairan berbentuk koloid agak kental berwarna putih sampai kekuningan, tergantung dari jenis hewan, pakan/ransum dan jumlah lemaknya.
Krim dan Skim
Komponen utama susu terdiri dari dua lapisan yang dapat dipisahkan berdasar berat jenisnya. Komponen tersebut adalah kepala susu atau krim (cream) dan skim. Krim adalah bagian yang lebih ringan dari skim, terdapat di bagian atas susu. Bagian krim akan kelihatan jika susu yang baru diperah dibiarkan kira-kira 20-30 menit, maka bagian krim tersebut akan mengapung pada permukaan. Jumlah krim dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran lemak dalam susu. Volume krim kira-kira 12-20 % dari volume susu. Sebagian besar bahan yang terdapat didalam krim adalah lemak. Skim adalah bagian yang terdapat di bagian bawah krim. Komponen utama skim terdiri dari air dan protein.  Komponen krim dan skim nampak seperti pada gambar berikut.
 Image result for gambar komponen krim dan skimsusu segar sapi
Gambar  Komponen krim dan skim

Bagian krim dan skim susu dapat dipisahkan dengan alat pemisah krim yang lebih dikenal dengan nama cream separator. Pemisahan dilakukan dengan sistim pemutaran dengan menggunakan prinsip sentrifugasi. Oleh karena berat jenis (Bj) skim lebih besar dibanding krim, maka skim terletak di bagian bawah.  Jika susu telah dipisahkan antara krim dengan skimnya, maka komposisi masing-masing bagian akan jauh berbeda. Krim banyak mengandung lemak, sedangkan skim lebih banyak mengandung protein Krim dapat diolah menjadi mentega, sedangkan skim digunakan untuk hasil-hasil pengolahan susu lainnya.
            Sistem emulsi, berat jenis dan titik beku susu Susu merupakan suatu sistem emulsi yaitu emulsi lemak dalam air (O/W : oil in water). Air merupakan medium dispersi dari komponen-komponen lainnya. Komponen-komponen yang terdapat dalam susu sangat kompleks, mulai dari yang bersifat dispersi kasar dengan ukuran partikel > 0,1 µ, dispersi koloid dengan ukuran partikel antara 0,001-0,1 µ. Komponen-komponen yang terkandung di dalam susu meliputi: protein, lemak, gula, mineral, dan air. Komponen-komponen ini menyumbangkan peran yang besar pada berat jenis susu. Adanya komponenkomponen tersebut menyebabkan berat jenis susu lebih besar daripada air. Berat jenis susu umumnya berkisar antara 1,027-1,035 OC. Berat jenis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya jumlah kandungan bahan yang terdapat di dalamnya. 
Titik beku susu lebih rendah dari air. Air membeku pada suhu 0OC, sedangkan susu membeku pada suhu rendah yaitu sekitar -0,55 sampai -0,61OC. Hal ini disebabkan karena adanya bahan-bahan yang larut dalam susu, misalnya laktosa dan mineral-mineral. Lemak dan protein berpengaruh kecil terhadap titik beku susu. Oleh karena bahan-bahan yang larut seperti laktosa dan mineral tersebut kadarnya kecil, maka titik beku susu hampir konstan. Kenyataan ini dapat digunakan sebagai indikator adanya pemalsuan susu dengan cara ditambah air. Hasil penelitian menunjukkan penambahan air 1% v/v (satuan volume per volume), akan menaikkan titik beku kira-kira 0,0055OC.

 Komposisi susu
Susu mengandung komponenkomponen: air, lemak, protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. Air menempati porsi terbesar yang terkandung dalam susu.
Lemak susu adalah komponen yang paling penting dalam susu. Lemak susu berbentuk butiran, tersebar dalam susu sebagai emulasi lemak dalam medium air. Jumlah butiran lemak yang terdapat dalam susu kira-kira 2,5 sampai 5 milyar setiap mililiter, dengan ukuran butiran berkisar antara 0,1-22 µ. Perbedaan ukuran butiran lemak ini umumnya disebabkan karena pengaruh jenis dan tahap pembentukan susu. Sebagai contoh susu yang barasal dari sapi jenis Jersey dan Guernsey mengandung butiran-butiran lemak lebih besar daripada jenis Ayrshire dan Holstein.
Lemak susu mempunyai berat jenis sekitar 0,93. Oleh karena itu akan terapung di atas permukaan susu. Hasil pemisahan krim mengandung lemak antara 18-25 %. Lemak susu tidak larut dalam air, tetapi dapat menyerap air sampai kira-kira 0,2%. Lemak susu mudah sekali menyerap bau. Oleh karena itu adanya sifat tersebut, maka susu atau krim tidak diperbolehkan disimpan di tempat yang dekat dengan sumber baubauan. Sebagai contoh susu yang disimpan di dekat ikan akan berbau anyir seperti ikan. Lemak susu mengandung beberapa macam asam lemak.
Sebagian besar asam-asam lemak tersebut yaitu sekitar 82,7 % terdiri dari asam-asam lemak yang tidak menguap (non-volatile). Asam-asam lemak yang dimaksud adalah asam palmitat, stearat, oleat, laurat dan miristat. Kelompok asam lemak ini penting, khususnya dalam menentukan mutu mentega dilihat dari tingkat kekerasannya. Asam-asam lemak lainnya sebanyak kira-kira 7% merupakan asamasam lemak volatile (mudah menuap), seperti asam butirat, kaprilat, kaproat, dan kaprat. Golongan asam-asam lemak ini penting terutama untuk memberikan rasa dan bau yang khas pada krim atau mentega. Sebagaimana contoh asam butirat memberikan rasa khas pada krim, tetapi juga bertanggung jawab terhadap ketengikan yang terjadi pada susu dan hasil-hasil susu. Ada tiga macam protein yang penting dalam susu, yaitu :
ü  kasein,
ü  laktalbumin dan
ü  laktoglobulin.
Kasein kira-kira 80% dari protein susu, laktalbumin 18% dan laktoglobulin terdapat dalam jumlah kecil, yakni kirakira 0,05-0,07%.
Pada umumnya kandungan protein susu berhubungan langsung dengan lemak. Hubungan tersebut tampak pada persamaan berikut : % protein = 2,78 + 0,42 (% lemak – 2,78) protein terbesar dalam susu sebagai dispersi koloid. Namun demikian laktalbumin mungkin merupakan larutan murni. Kasein dalam susu berbentuk butiran-butiran berwarna putih kekuningkuningan. Dalam keadaan murni, kasein tidak mempunyai rasa dan bau, warnanya putih salju. Warna putih inilah yang menyebabkan susu juga berwarna putih. Di dalam susu, kasein ditemukan bergabung dengan kalsium dan dikenal sebagai kalsium kaseinat.   Dengan alat “cream separator” sebagian besar kandungan kasein akan terbawa ke bagian skim. Melalui sentrifusi, kasein dapat dipisahkan. Di bawah mikroskop elektron kasein berbentuk butiran dengan garis tengah antara 30-300 mµ.
Selain dengan cara sentrifusi kasein juga dapat dipisahkan dengan cara lain, yaitu dengan cara mengasamkan susu skim pada pH 4,6-4,7 maka kasein akan mengendap. Cara kedua untuk mengendapkan kasein dengan pemberian renet. Renet adalah enzim renin yang diperoleh dari dinding usus anak sapi. Cara kedua ini biasanya dilakukan untuk mengendapkan protein susu di dalam pembuatan keju. Protein yang masih tertinggal dalam larutan setelah kasein diendapkan disebut “whey protein” atau protein serum susu. Di dalam protein serum susu ini terdapat laktalbumim yang larut dan laktoglobulin yang tidak larut. Laktalbumin dan laktoglobulin masing-masing adalah protein albumim dan globulin. Albumin adalah protein yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan-larutan garan encer.
Protein susu mengandung 10 jenis asam amino esensial yaitu arginin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, treonin, triptofan, valin dan fenilalanin. Di samping itu juga mengandung asamasam amino lainnya yaitu glisin, prolin, sistin, asam aspartat, asam glutamat, serin dan tirosin. Karbohidrat yang terdapat pada susu terbesar adalah laktosa dengan rumus molekul C12H22O11. Di samping laktosa terdapat juga karbohidrat lain dalam jumlah sangat kecil. Di antaranya glukosa dan galaktosa masing-masing sebanyak 7,5 dan 2 mg/100 ml. Kandungan laktosa dalam susu sapi umumnya tetap yaitu antara 4-5 %.
Laktosa adalah dalam bentuk disakarida yang terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa. Laktosa berbeda dengan gula pasir (sukrosa) terutama dalam hal tingkat kemanisan, kelarutan dan keaktifannya dalam reaksi kimia. Gula pasir umumnya lebih manis kira-kira 6 kali dari laktosa. Kelarutan laktosa dalam air lebih rendah daripada gula pasir.
Sifat kurang larut laktosa perlu diperhatikan terutama dalam pembuatan es krim dan susu kental manis. Konsentrasi yang terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya endapanendapan kristal laktosa pada bahan tersebut di atas. Di samping komponen utama yaitu air, protein, lemak dan gula, susu juga mengandung komponen-komponen lain yang umumnya terdapat dalam jumlah kecil. Komponen-komponen tersebut adalah mineral, vitamin, pigmen dan enzim. Didalam susu sapi terdapat mineral-mineral utama yaitu Kalsium 15,9%, Fosfor 11,2%, Kalium 21,8%, Natrium 6,7%, Magnesium 1,6%, Besi 0,1%, Ehlor 14,5% dan Belerang 1,3%. Selain itu ada beberapa mineral lagi yang terdapat dalam jumlah sangat kecil yaitu barium, boron, tembaga, latium, rubidium, strontium, titanium, seng, silikon, alumunium, mangan dan yodium.
Susu mengandung vitamin-vitamin A, D, E, K, C, riboflavin (B2), tiamin (B1), niasin, asam pantotenat, piridoksin (B6), biotin, inositol, cholin dan asam folat. Didalam susu terdapat dua macam pigmen, yaitu yang satu larut dalam air dan yang lain larut dalam lemak. Pigmen yang larut dalam air adalah ribolfavin yang sebelumnya disebut laktoflavin. Pigmen ini memberikan warna hijau kekuningan, terdapat pada serum susu. Umumnya pigmen ini tidak hanya terdapat pada susu sapi, tetapi juga pada hewan menyusui lainnya. Pigmen yang larut dalam lemak adalah karoten. Karoten memberikan warna kuning pada susu. Tidak semua hewan menyusui, warna susunya kuning, misalnya susu kambing dan susu unta berwarna putih.  Pigmen yang terdapat pada susu umumnya berasal dari makanan sapi yang mengandung karoten. Enzim terdapat secara normal pada susu. Beberapa enzim yang terdapat pada susu adalah katalase, reduktase, laktase, galaktase, amilase, fosfatase dan peroksidase.
 
Perubahan Sifat Susu
Susu adalah bahan yang mudah sekali rusak, terutama karena adanya enzim yang secara normal terdapat dalam susu dan juga karena mikroba yang terdapat di dalamnya. Mikroba dapat berasal dari dalam tubuh hewan yang sakit, atau karena kontaminasi dari luar. Susu bila dibiarkan begitu saja di udara terbuka, akan menimbulkan berbagai kerusakan. Kerusakan yang terjadi ditandai dengan timbulnya bau asam karena serangan mikroba terhadap gula. Kerusakan yang lain ditandai dengan susu menjadi kental atau pecah atau menggumpal akibat asam yang dihasilkan oleh bakteri, akibatnya protein akan mengendap. Untuk mencegah kerusakan, maka susu harus disimpan di dalam lemari pendingin (refrigerator).  Sebelum disimpan maka susu dipasteurisasi. Tujuan pasteurisasi untuk mematikan bakteri patogen dan pembusuk. Susu yang dipanaskan akan mengalami perubahan sifat, seperti perubahan pada citarasa, bau, kekentalan dan kadar lemaknya. Rasa masak dan bau gula terbakar akan terasa pada susu setelah dipanaskan. Susu yang dipanaskan pada suhu pasteurisasi, kekentalannya akan berkurang, tetapi susu yang dipanaskan pada suhu tinggi, kekentalannya bertambah.

Kegiatan Pembelajaran Analisis Sifat Bahan Komoditas Susu












Tuesday, March 19, 2019

Pembelajaran Praktik


Proses produksi Roti agar dapat berjalan dengan baik maka perlu pengendalian proses dan salah satunya dengan penilaian mutu pada setiap tahap produksi terhadap hasilnya untuk dapat melanjutkan pada proses selanjutnya. Pada tahap pengawasan mutu proses produksi, pengawasan dilakukan secara menyeluruh oleh karyawan yang bertanggung jawab pada penanganan masing-masing proses produksi. Proses pengawasan ini dilakukan mulai dari proses penimbangan sampai diperoleh produk jadi dan pengemasan. 
Gambar berikut adalah alur singkat  pembuatan roti tawar :

Penyiapan peralatan

Penyiapan Bahan

Pencampuran Bahan

Fermentasi

Baking



Produk Roti




Sifat Bahan Hasil Pertanian







Dalam penanganan hasil pertanian diperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat hasil pertanian karena perancangan alat dan bangunan penanganan bahan hasil pertanian dan penyimpanan evaluasi efisiensi mesin atau proses standarisasi mutu.  Klasifikasi ini bertujuan untuk mempermudah dalam pengolahan hasil pertanian.


Friday, March 8, 2019

Kerusakan Bahan Hasil Pertanian

Pangan dianggap rusak apabila menunjukkan penyimpangan yang melewati batas yang dapat diterima oleh indera manusia.  Kerusakan dapat ditandai oleh adanya beberapa perubahan dalam penampakan.  Kerusakan bahan pangan dapat berlangsung secara lambat dan dapat berlangsung secara cepat tergantung dari jenis pangan.
Image result for GAMBAR KERUSAKAN BAHAN HASIL PERTANIAN

Thursday, March 7, 2019

Pengetahuan Bahan Untuk Produksi Roti






Roti
Menurut SNI 1995, definisi roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diijinkan.  Dengan kata lain Roti adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang lainnya yang kemudian dipanggang.
Roti Manis
Roti Manis adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan ragi dan rasanya manis karena banyak menggunakan gula. Biasanya Roti Manis dibentuk dan diberi isian sesuai dengan selera. Roti Manis mudah dalam pembentukan dan pengisian, produk atau bentuk dari Roti Manis sangat banyak, isian Roti Manis bisa dari selai buah, keju, meises, kelapa, kacang-kacangan, sosis, dan lain-lain. Roti Manis juga bisa diberi toping seperti abon sapi, keju tabur, dan lain-lain.
Roti Tawar atau White bread
Secara umum didefinisikan sebagai roti yang terbuat dari tepung terigu dan air, serta melalui proses fermentasi menggunakan ragi. Dalam perkembangannya, bahan-bahan lain juga dimasukkan untuk menambah kualitas tekstur, nilai gizi, dan rasa, seperti telur, garam, mentega, dan minyak.
Terdapat 3 metode yang paling umum dilakukan dalam pembuatan Roti Tawar, yaitu Metode Sponge & Dough, Metode Straight Dough, dan Metode No Time Dough / Dough Break.

Tiap metode memiliki nilai plus dan minusnya masing-masing yang akan dijelaskan berikut ini
Metode Sponge & Dough
Metode ini adalah metode pembuatan roti dengan 2 kali pengadukan, yaitu Pengadukan Sponge / Biang dan Pengadukan Dough
  1. Pengadukan Sponge / Biang
    • Terigu protein tinggi (tepung terigu Cakra Kembar) 60% dari total tepung
    • Air dingin 60% dari total tepung
    • Yeast instant 1% dari total tepung
Semua bahan diaduk merata lalu didiamkan selama 1 - 6 jam
  1. Pengadukan dough
    • Terigu protein tinggi (tepung terigu Cakra Kembar) 40% dari total tepung
    • Air dingin 60% dari total tepung - air diadonan sponge
    • Garam 2% dari total tepung
    • Gula pasir 8 - 20% dari total tepung
    • Susu bubuk 2% dari total tepung
    • Lemak 5 - 10% dari total tepung
  2. Aduk adonan sponge (biang) dan dough sampai kalis
  3. Lalu ditimbang sesuai loyang yg digunakan dan didiamkan selama 10 menit lalu diroll dan ditaruh diloyang
  4. Didiamkan sampai mengembang lalu dipanggang

Sistem Straight Dough (Sistem Langsung)
  1. Semua bahan diaduk sekaligus sampai adonan kalis
  2. Fermentasi adonan 1.5 sampai 3 jam.

Sistem No Time Dough (Sistem Cepat)
  1. Semua bahan diaduk sekaligus, lalu adonan dihaluskan menggunakan alat DOUGH BREAKER yaitu alat menyerupai penggilingan Mie yg menghasilkan adonan lebih cepat halus.
  2. Adonan roti ini menggunakan bread improver khusus untuk adonan dough break
  3. Adonan roti tidak boleh terlalu lembek
  4. Penambahan jumlah yeast dari standar normal
  5. Fermentasi adonan 30 - 60 menit.

Perbandingan Antar Metode

Sponge & Dough
Straight Dough
No Time Dough / Dough Break
Kelebihan
  • Toleransi terhadap waktu fermentasi
  • Volume roti lebih baik
  • Aroma roti lebih harum
  • Umur simpan roti lebih lama
  • Toleransi yg baik terhadap waktu pengadukan
  • Lebih sedikit peralatan dan tenaga kerja
  • Lebih pendek waktu produksi
  • Menghemat waktu fermentasi dan tidak memerlukan ruang fermentasi
  • Kehilangan berat adonan selama fermentasi berkurang
  • Peralatan lebih sedikit
Kekurangan
  • Toleransi terhadap waktu aduk berkurang
  • Waktu proses lebih lama
  • Menggunakan peralatan dan tenaga kerja lebih banyak
  • Lebih banyak menyusut selama fermentasi shg hasil roti berkurang
  • Toleransi waktu fermentasi kecil
  • Kesalahan tidak dapat dikoreksi bila terjadi pada pengadukan
  • Aroma fermentasi berkurang
  • Roti kurang awet disimpan (lebih cepat keras)

Jenis – jenis Bahan Baku dan Bahan Pembantu dalam pembuatan Roti
Bahan untuk membuat roti terdiri atas bahan baku yaitu terigu, ragi, air, dan garam; bahan pembantu yaitu gula, susu, telur, dan lemak; serta bahan tambahan yang dikenal sebagai bread improver.
1). Jenis Bahan Baku
Terigu
Terigu merupakan hasil dari penggilingan biji gandum. Dalam proses pembuatan roti, terigu merupakan bahan yang harus ada, karena terigu mempunyai komponen yang disebut gluten.
Gluten adalah komponen protein pada terigu yang tidak larut dalam air. Gluten merupakan bahan yang liat dan kenyal yang mempunyai sifat dapat menahan gas, sehingga akan menyebabkan roti mengembang, dapat memanjang dan elastis.

Di pasaran, ada tiga jenis terigu dilihat dari kandungan proteinnya, yaitu terigu protein tinggi, protein sedang, dan protein rendah.
a)   Terigu protein tinggi (hard flour), mengandung protein minimal 12%, baik digunakan untuk membuat roti dan mie. Contohnya adalah Cakra Kembar Emas, Kereta Kencana Emas, Cakra Kembar, Kereta Kencana, Gerbang, Gunung.
b)   Terigu protein sedang (medium flour), mengandung protein 10-11%, baik digunakan   untuk membuat berbagai macam makanan, termasuk Roti Manis/Tawar. Contohnya     adalah segitiga Biru/Gunung Bromo, Piramida, Angsa Kembar, dan lain-lain.
c)      Terigu protein rendah (soft flour), mengandung protein maksimal 10%, baik digunakan  untuk membuat cake, biskuit, makanan yang dikukus. Contohnya adalah Kunci Biru,  Roda Biru, Lencana Merah, Semar, Kunci Emas, Lokomotif atau Gatotkaca.

Air
Proses pembuatan roti memerlukan air, baik yang sudah dimasak maupun yang belum dimasak. Fungsi dari air dalam pembuatan roti adalah:
a)        Melarutkan bahan
b)        Mengontrol suhu adonan
c)         Mengontrol kepadatan adonan
d)       Membentuk gluten.
Air yang baik untuk membuat roti adalah air yang kandungan mineralnya tidak terlalu banyak. Air yang mengandung kapur akan menyebabkan roti keras, air yang mengandung besi akan menyebabkan roti menjadi tidak menarik warnanya. Air yang digunakan untuk proses pembuatan roti boleh air dingin atau air es, maupun air hangat kuku. Air panas tidak boleh digunakan karena akan menyebabkan ragi tidak aktif atau mati.

Ragi/Yeast
Ragi/Yeast adalah kelompok mikroorganisme yang dapat menghasilkan gas sehingga adonan dapat mengembang, menghasilkan asam yang dapat melunakkan gluten, serta memberikan rasa dan aroma khas pada roti. Mikroorganisme yang digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae. Ada beberapa jenis ragi, yaitu :
a)   Ragi segar/ragi basah (fresh yeast), yaitu berbentuk padat, penggunaannya dengan cara diremas-remas dan dicampur dalam adonan.
b)     Ragi instan (instant yeast), berbentuk butiran halus, penggunaannya dicampur bersama bahan kering, kecuali garam
c)  Ragi koral (active dry yeast), berbentuk butiran seperti merica, penggunaannya dilarutkan terlebih dahulu dalam air hangat (suam-suam kuku)

Garam
Garam berfungsi untuk menimbulkan rasa gurih dan lezat, mengendalikan waktu fermentasi, dan menambah kekuatan gluten. Garam yang baik digunakan dalam pembuatan roti adalah garam yang halus, kering, tidak menggumpal, bersih, dan mudah larut dalam air

2)  Bahan Pembantu
Gula
Gula merupakan sumber makanan dan energi bagi ragi. Selain sebagai sumber energi, gula juga dapat  memberi rasa manis, memberikan warna kecoklatan, melembutkan gluten sehingga roti menjadi lebih empuk, dan menahan keempukan lebih lama. Gula yang baik digunakan adalah gula yang bersih dan mempunyai ukuran kristal tidak terlalu besar. Penggunaan gula yang terlalu banyak akan menghambat proses fermentasi dan menyebabkan adonan menjadi lengket. Oleh karena itu ada batasan penggunaan gula, yaitu setiap pemakaian gula 8%, diperlukan ragi 1%.

Susu
Susu yang digunakan baik berupa susu bubuk maupun susu cair. Untuk produsen roti, lebih baik menggunakan susu bubuk, karena mempunyai daya simpan yang lebih lama dan tempat penyimpanan yang lebih kecil. Susu bubuk dapat menambah daya absorbsi atau serap air. Susu yang digunakan susu skim yang kadar lemak susunya berkisar 1% atau full cream yang lemak susunya sekitar 29%.

Telur
Telur berfungsi sebagai pengembang, pembentuk warna, perbaikan rasa, dan penambah nilai gizi. Pada umumnya telur yang digunakan adalah telur ayam atau telur bebek. Jika dalam adonan tidak ditambahkan telur, maka adonan harus ditambah cairan walaupun hasilnya kurang memuaskan.
Roti yang empuk dapat diperoleh dengan menambahkan kuning telur yang lebih banyak. Kuning telur banyak mengandung lesitin yang berperan sebagai emulsifier. Bentuknya padat tetapi kadar airnya sekitar 50%. Sementara putih telur kadar airnya 86%. Putih telur mempunyai sifat creaming yang lebih baik dibandingkan kuning telur.

Lemak
Lemak berfungsi sebagai pelumas untuk pengembangan sel yang akan memperbaiki tekstur, memudahkan pemotongan roti, dan melembutkan serat roti. Pilihlah lemak yang masih baik, yang tidak berbau tengik.
Ada berbagai macam lemak, yaitu:
a)        Margarin, mengandung 80-90% lemak nabati, 16% air, 2-4% garam dan emulsifier.
b)        Shortening, mengandung 99% lemak nabati atau hewani dan 1% air.
c)         Butter, mengandung 83% lemak susu, 14% air, dan 3% garam atau mineral lain.

3)   Improver dan bahan pengembang kimia
Tujuan penggunaan bahan tambahan adalah untuk melambatkan pengerasan adonan selama pembakaran. Hal ini memungkinkan adonan mengembang lebih besar dalam oven. Selain itu bertujuan pula untuk menahan air dalam roti yang mengakibatkan roti menjadi lebih lembut. Tidak semua proses pembuatan roti menggunakan bahan tambahan ini.

Jumlah bahan baku dan bahan pembantu pembuatan Roti Manis/Tawar
Formula atau resep dasar pembuatan roti dapat dilihat pada Tabel 2.1. Dari formula tersebut, dapat dikembangkan formula roti sesuai dengan keinginan.
Tabel 2.1. Formula atau Resep Dasar Pembuatan Roti
Jenis Bahan
Roti Tawar (%)
Roti Manis/Tawar (%)
Tepung terigu
100
100
Air
55-65
60-65
Ragi/yeast
1-1,5
2-4,5
Bread improofer
0-0,75
0-0,75
Garam
1,75-2,5
1,75-3
Gula
4-10
10-30
Lemak
2-4
8-30
Susu bubuk
0-8,2
8-10
Telur
-
8-30











Faktor mutu untuk bahan
Bahan Baku

Jenis Bahan Baku
Faktor Mutu
Tepung Terigu
Warna terigu putih
Tidak menggumpal
Tidak berbau apek
Tidak ada kutunya
Tidak berjamur
Tidak ada ulatnya
Ragi
Ragi masih aktif
Ragi tidak menggumpal
Apabila ditaburkan pada air hangat, terbentuk gelembung udara
Air
Air harus jernih/tidak keruh
Tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa/ rasanya tawar
Derajat keasaman atau pH nya netral antara 6,5 – 8,5
Tidak mengandung zat kimia beracun
Tidak mengandung kapur
Tidak mengandung bakteri patogen
Garam
Halus
Kering
Tidak menggumpal
Bersih
Mudah larut dalam air
Bahan Pembantu
Jenis Bahan Pembantu
Faktor Mutu
Gula pasir      
·         Bersih
·         Ukuran kristal tidak terlalu besar
·         Tidak menggumpal
Susu Bubuk
·         Tidak menggumpal
·         Tidak berubah warna
·         Tidak berbau tengik
Susu Cair
·       Warna putih susu dan kental
·       Cairannya konstan dan tidak menggumpal.
·       Aroma khas susu, tidak bau asam, tengik atau bau amis.
·       Berat jenis lebih tinggi dari air (diatas 1,0).
·       Kalau dituang dari gelas masih menempel di dinding gelas.
·       Kalau dimasak akan terbentuk lapisan busa lemak (foam).
·       Bebas dari kotoran fisik seperti darah, debu, bulu serangga dan lain-lain
Telur   
·         Kulit telur tidak retak,
·         Bila diteropong dengan bantuan lampu, kuning telur masih baik dan terletak di tengah, serta gelembung udara masih kecil,
·         Kekentalan/konsistensi putih telur masih baik,
·         Bila dipecahkan dan disimpan pada piring kecil, posisi kuning telur berada di tengah.
·         Bila dimasukkan ke dalam segelas air, telur melayang telur sudah disimpan lebih dari 20 hari, kalau tenggelam dengan posisi berdiri telur sudah disimpan lebih lama lagi. Kualitas telur yang baik adalah telur yang tenggelam dengan posisi tidur/mendatar
Lemak
·         Bersih
·         Segar
·         Memiliki aroma dan rasa yang baik
·         Bebas dari ketengikan dan memiliki konsistensi yang lunak
·         Tekstur plastis
·         Berwarna putih atau kekuningan
Improver
·         Tidak menggumpal
·         Tidak berjamur